
Dosen Pengampu : Cahyo Wahyu Darmawan S.Pd, M.Pd
OPINI – Kalimantan Tengah menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang tidak hanya memiliki kekayaan alam, namun juga kaya akan seni budaya dan kearifan lokal. Bahkan masyarakat Suku Dayak telah menjadikan seni sebagai salah satu budaya yang karakteristiknya tidak bisa dilepaskan dari alam dan dipertahankan dari generasi ke generasi.
Salah satu kesenian yang menjadi ciri khas masyarakat Suku Dayak adalah seni anyaman rotan yang sampai saat ini telah menjadi karya dalam berbagai bentuk barang seperti keranjang, tas maupun kursi. Anyaman rotan telah menjadi tradisi kesenian bagi masyarakat Suku Dayak yang telah diakui dunia karena memiliki nilai estetika.
Peradaban dan perkembangan zaman sempat dikhawatirkan akan menggerus eksistensi tradisi anyaman rotan. Namun kultur budaya Suku Dayak yang masih begitu kental masih tetap kokoh bertahan di tengah gempuran teknologi.
Bagi masyarakat Suku Dayak, seni dan budaya, khususnnya anyaman rotan telah menjadi jati diri. Alasan itulah yang menjadi seni dan budaya akan terus ada sebagai simbol manifestasi jati diri serta tidak bisa lepas dari bentuk alam, yaitu tumbuhan, satwa serta bermacam-macam simbol kepercayaan.
Jika anyaman rotan belum cukup kuat untuk menjadi identitas bagi masyarakat Suku Dayak yang masih bertahan, lantas bagaimana dengan seni memahat dan ukir. Kegiatan yang mengandung banyak makna dan filosofi bagi masyarakat Suku Dayak dalam kehidupan sehari-hari sebagi jembatan keseimbangan antara manusia dengan alam.
Banyak ahli berpendapat seni memahat dan ukir masyarakat Suku Dayak memiliki pola atau motif khas. Bahkan alat yang digunakan pun terbilang masih sangat tradisional dan manual untuk mencptakan hasil yang alami.
Sebagian kecil kearifan lokal yang dimiliki Suku Dayak itu secara umum diartikan sebagai segala sesuatu yang dibuat oleh manusia yang memiliki unsur keindahan. Membangkitkan emosi atau perasaan yang akhirnya menjadikannya tetap bertahan sebagai tradisi dengan cara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Namun bagaimana dukungan dari generasi era teknologi untuk mempertahankan dan melestarikan kearifan lokal itu sebagai warisan leluhur. Tentunya perlu adanya upaya untuk memperkuat peran pemuda agar hal tersebut dalam tetap bertahan dan mengimbai tren gaya hidup yang telah banyak disusupi budaya luar.
Sejatinya harus ada kesadaran yang besar bagi setiap masyarakat Suku Dayak untuk melestarikan warisan budaya. Terlebih dari para generasi muda karena pada mereka lah tanggung jawab berikutnya dibebankan demi mempertahankan seni dan budaya.
Generasi muda tidak hanya menjadi harapan masa depan bangsa atau calon pemimpin masa depan. Di pundak mereka juga nasib seni dan budaya dipertaruhkan. Untuk itu suatu bangsa apabila generasi mudanya memiliki kualitas unggul dan semangat kuat untuk memajukan budaya daerah, maka bangsa itu akan besar.
![]()







































