PALANGKA RAYA – Staf Ahli (Sahli) Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko mengikuti rapat koordinasi (rakor) pengendalian inflasi tahun 2025 bersama Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian secara virtual, Senin (6/1/2025).
Dalam arahannya Tito mengatakan pada bulan ke bulan (Month-to-Month) terjadi inflasi dengan kenaikan harga barang dan jasa, dari 0,3% (November 2024) ke 0,44% (Desember 2024).
“Penyumbang terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau yaitu 1,33%,” ujarnya.
Ia menyebut, kenaikan inflasi tersebut terjadi akibat adanya acara besar nasional yaitu natal dan tahun baru, sehingga terjadi peningkatan demand/permintaan terutama makanan dan minuman.
“Sedangkan untuk inflasi Years-on-Years, ada sedikit kenaikan dari 1,55% ke 1,57%, tetapi inflasi kita masih terkendali karena target Pemerintah Pusat, angka inflasi berada di antara 1,5% – 3,5% atau 2,5% ± 1%. Andai terjadi kenaikan harga barang dan jasa, hal itu tidak memberatkan masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu Plt Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan pada minggu pertama Januari 2025, terdapat 36 provinsi yang mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH). Satu provinsi yang mengalami penurunan IPH, dan satu provinsi IPH nya relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya.
“Pada minggu pertama Januari 2025, komoditas cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras dan daging ayam ras memberikan andil kenaikan IPH yang realtif besar,” bebernya.
Lebih lanjut dikatakan, harga cabai merah sampai dengan minggu pertama Januari 2025 naik sebesar 32,52% dibanding Desember 2024.
“Untuk telur ayam ras, naik sebesar 3,78%. Begitu juga dengan daging ayam ras naik 2,50%, dan cabai rawit 29,12%,” tukasnya. (ran)
![]()









































